Kuda Sembrani Satria Berkuda, Cak Rifa’i Seniman Pelestari Topeng Sindur
Jombang, Senin (26/08/2024)
Asal muasal Topeng Sindur berawal dari Kediri, menceritakan tentang Panji Asmoro Bangun, namun setelah runtuhnya Kerajaan Kediri maka Kesenian Topeng Sindur dibawa ke Madura tepatnya di Kabupaten Sumenep dibawah kekuasaan Arya Wirabraja. Waktu berjalan dan beberapa waktu kemudian Kesenian Topeng Sindur sering ditampilkan di Kerajaan Majapahit dikhususkan untuk penerimaan tamu agung, namun setelah terjadinya Konflik antara Majapahit dan Sumenep ada seorang rakyat yang melarikan diri dan singgah di Hutan Tarik lalu melakukan perjalanan sampai ke ujung barat tepatnya di Hutan Jladri, disinilah awal mula terbentuknya Desa Manduro berasal dari kata Maduro, Kesenian Topeng Sandur pun mulai berkembang. Dalam kesenian Topeng Sandur,bukan hanya tari-tarian akan tetapi terselip adegan cerita didalamnya.

Seniman Topeng Sandur Bapak Ripa’in atau lebih akrab disapa Cak Rifa’i saat dihubungi melalui alat Komunikasi HP menjelaskan,
Kami berharap semoga seni tari Topeng Sandur bisa dikenal di masyarakat luas, khususnya Jawa Timur, harapan kami juga semoga Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang dapat membantu melestarikan kesenian tari Topeng Sandur ini agar tidak punah tergerus oleh kesenian asing yang masuk ke Negara kita, harapan saya juga Semoga dinas kebudayaan Provinsi Jawa Timur peduli dengan kesenian Tari Topeng Sandur ini, karena Tari Topeng Sandur sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementrian RI pada tahun 2017.”Ungkap Cak Rifa’i Seorang Seniman Pelestari Tari Topeng Sandur.

DAMAN (Kaperwil JawaTimur)